Jumat, 01 November 2013

Posted by ilham10blogspot.com |
137110740931085342
Sebuah rilis terbaru dari situs pengamat kekuatan militer dunia Global Fire Power.com (GFP), menunjukkan peta kekuatan militer dunia terbaru tahun 2013.
Dipilih 68 negara terkuat, dari ratusan negara berkekuatan militer yang ada di Planet Bumi ini.
Situs ini mengurutkan negara-negara di dunia berdasarkan kekuatan militernya. Indikatornya ada sekitar 40 jenis. Yang dibagi atas 8 indikator utama yaitu :
1) Manpower : Populasi total penduduk, personil militer aktif, tenaga militer cadangan, dll.
2) Resources : Cadangan migas dan ketersediaan pasokan BBM untuk alutsista
3) Logistical : Jumlah angkatan kerja, panjang jalan, jumlah bandara dan pelabuhan laut, panjang rel KA
4) Land System : kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Angkatan Darat
5) Naval System : kekuatan alutsista Angkatan Laut
6) Air System : kekuatan alutsista Angkatan Udara
7) Financial Power : kekuatan dukungan finansial untuk militer, termasuk anggaran militer tahunan
8) Geographic : kondisi geografis, cakupan wilayah, dan kekuatan pertahanan kondisi alam (semakin sulit ditembus/diserbu/dijajah, akan semakin rendah index nya)
Berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari ke empat puluh indikator tersebut, kemudian akan diperoleh angka index kekuatan militer, yang menjadi acuan untuk menentukan peringkat GFP.
Uniknya index yang terkecil justru akan semakin tinggi peringkatnya. Karena semakin besar “celah kelemahan” maka semakin besar pula nilai index nya.
13711044871541623362
Military World Rank 2013 (www.globalfirepower.com)
Dari pemeringkatan yang dilakukan oleh situs tersebut terlihat bahwa kekuatan militer negeri Paman Sam dengan power index (pwrindex 0,2475), Amerika Serikat masih menempati posisi teratas, diikuti oleh Russia (pwrindex 0,2618) , RRC (pwrindex 0,3351), dan India (pwrindex 0,4346) sebagai 4 besar kekuatan militer dunia.
Amerika Serikat memang merupakan kekuatan militer yang fantastis, sebagai negara dengan populasi terbanyak ketiga di dunia, negara superpower ini hanya memiliki sekitar 1.477.000 personil aktif militer. Namun kekuatan alutsista nya cukup menakjubkan.
Memiliki 15.293 pesawat tempur, 6.665 helikopter, 8.325 tank, 290 kapal perang, dengan 10 kapal induk, 71 kapal selam dan sekitar 145 juta jiwa yang siap dimobilisasi sebagai cadangan militer dalam keadaan darurat perang, AS hanya dapat dikalahkan ole RRC dan India dalam hal tenaga personil cadangan militer.
Namun untuk bicara alutsista, hanya Russia yang mampu mendekati kuantitas yang dimiliki pasukannya Presiden Obama, itupun hanya unggul dalam kekuatan patroli penjaga pantai.
Indonesia
Dimanakah posisi militer Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini di mata dunia?
Alhamdulillah, walau tidak masuk 10 besar, namun dengan pwrindex 0,7614, Indonesia menduduki peringkat 15 besar dunia, dan peringkat 7 untuk kategori Asia Pasifik
13711061671544954549
Rangking Kekuatan Militer Asia Pasifik 2013 (www.gaptekupdate.blogspot.com)
Tidak terlalu memalukan, masih diatas Thailand (peringkat 20 dunia), Vietnam (25 dunia), Malaysia (33 dunia), dan Singapore (47 dunia).
Uniknya negara dengan kekuatan alutsista yang jauh diatas Indonesia, yaitu Korea Utara dan Taiwan, keduanya bisa berada di bawah Indonesia dalam peringkat dunia maupun Asia Pasifik. Begitu juga halnya negara tetangga “Selatan” kita, Australia ( peringkat 23 dunia dan 11 Asia Pasifik).
Namun hal itu bukan pertanda bahwa militer Indonesia unggul segala-gala nya dari negara-negara tersebut di atas.
Harus diingat, bahwa Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dari negara-negara tersebut di atas, jika bicara ke-8 indikator utama GFP diatas, dalam hal :
1) Manpower : Populasi total penduduk, personil militer aktif, tenaga militer cadangan, dll.
2) Resources : Cadangan migas dan ketersediaan pasokan BBM untuk alutsista, dll.
3) Logistical : Jumlah angkatan kerja, panjang jalan, jumlah bandara dan pelabuhan laut, panjang rel KA.
serta mungkin juga cakupan geografis yang luas yang jika dilihat dari tingkat kesulitan ditaklukkan memamng membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak.
Namun jika dibandingkan dengan ketersediaan alutsista dan cakupan pertahanan, maka bisa jadi point ini justru menjadi titik lemah Indonesia, misalnya dibandingkan dengan Singapura yang mungkin hanya dengan 359 pesawat tempur dan 39 kapal perang termasuk 6 kapal selam sudah “aman” tercakup semua wilayah negaranya.
Sementara Indonesia, dengan kekuatan alutsista 444 pesawat tempur dan 150 kapal perang, termasuk 2 kapal selam di dalamnya, masih jauh dari apa yang sering disebut oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro sebagai Minimum Esential Forces (MEF).
Itupun jika MEF terpenuhi, baru kekuatan minimum (pas-pas an), belum sampai pada titik optomal.
Lucu juga jika dibandingkan kekuatan militer Indonesia dengan negara Asia Tenggara (Asteng) yang paling lengkap alutsistanya selama ini, yaitu Kerajaan Thailand, yang kita kenal sebagai satu-satunya negara Asteng yang memiliki kapal induk pembawa pesawat tempur, yang dibelinya dari AL Spanyol (eks kapal induk PRINCIPE ASTURIAS).
Memang jika kita bicara jumlah personil baik yang aktif maupun yang cadangan,  Indonesia unggul jauh karena penduduknya saja 240 juta jiwa berbanding 70 juta jiwa.
Namun jika bicara alutsista, mungkin kita cukup “merinding” dengan kekuatan yang dimiliki negeri Gajah Putih, secara kuantitas.
Contoh untuk:
1) Pesawat Tempur Indonesia vs Thailand ( 444 vs 743), namun secara teknologi, armada Thailand yang kebanyakan adalah generasi F-16 yang jumlahnya 50-an pesawat, masih kalah dengan 16 !!! ya hanya 16 pesawat Sukhoi Su-27 dan MK-30 milik TNI AU. Lupakan dulu pesawat berteknologi Stealth pertama buatan Asia Tenggara, yaitu IFX (joint Indonesia dengan Korsel) yang masih penuh kontroversi kelanjutan proses pembangunannya.
2) Helikopter (187 vs 283), ini saja sudah miris mengingat Indonesia dengan PT DI nya adalah produsen helikopter tempur Bell 412 dan pesawat patroli militer terkenal CN 235
3) Tank (400 vs 584) namun kita boleh bangga, dari semua tank Thailand itu tidak satupun yang merupakan Main Battle Tank (MBT), sementara Indonesia per akhir 2013 nanti akan mulai memiliki 100 MBT Leopard Jerman yang terkenal sebagai salah satu MBT terbaik di dunia.
4) Kapal Perang (150 vs 596) , namun jika semua Kapal Cepat Rudal buatan PT Lundin selesai diserahterimakan ke TNI AL, maka walau TNI kalah kuantitas namun akan menang kualitas karena KCR berbentuk stealth dan trimaran ini baru Indonesia yang memiliki dan membuatnya.
RRC saja belum punya.
Belum lagi jika memperhitungkan rudal Yakhont yang mempersenjatainya, Thailand tidak punya, di Asteng hanya Vietnam yang punya, itupun dipasang statis di pangkalan, bukan mobile di dalam kapal tempur yang berlayar seperti halnya milik TNI AL.
5) Kapal Selam (2 vs 0), nah ini dia Indonesia baru menang, inipun belum terhitung jika proyek pembangunan kapal selam U-209 Changbogo Class, lagi-lagi kerjasama dengan Korea Selatan berjalan sukses pada 2017 nanti.
Dalam hal alutsista, Indonesia hingga data tahun 2012, yang dijadikan materi laporan tahun 2013 ini, dibandingkan Thailand hanya unggul dalam kepemilikan:
1) Peluru Mortar (3.250 vs 1.200)
2) Sistem Pertahanan Anti Tank (11.000 vs 2.150) ; ini belum terhitung jika TNI jadi memiliki senjata peluncur roket (RPG) Javellin buatan AS, yang sedang dinegosiasikan dengan Kemenhan RI.
3) Kendaraan dan peralatan logistik tempur (11.100 vs 8.100).
Seorang pengamat militer berkata, jangan terpaku dengan angka-angka statistik jika bicara kekuatan militer. Contoh saja dibandingkan dengan Vietnam, jumlah warga negara sipil Indonesia yang siap perang jauh unggul.
Indonesia memiliki tenaga cadangan militer yang siap dimobilisasi sekitar 129 juta jiwa, sementara Vietnam hanya sekitar 51 juta jiwa.
Namun ingat, sebagian besar dari warga sipil Vietnam, terakhir berperang sekitar 30 tahun yang lalu. Masih segar dalam ingatan mereka bagaimana caranya memasang ranjau, menusukkan bayonet ke perut musuh, dan melempar granat.
Berapa orang Indonesia sipil yang punya kemampuan untuk melakukan itu?
Kalaupun ada, itu biasanya yang terlibat gerakan separatis dan terorisme. Bagaimana mungkin berharap sumbangsih bela negara pada orang-orang yang ingin merusak keutuhan NKRI.
Namun secara intelijen militer, angka juga dapat menipu, kata sang pengamat.
Bisa jadi beberapa negara sengaja menyembunyikan kekuatan militernya, agar tidak jadi obyek sabotase negara lawan.
Contoh saja KCR buatan PT Lundin Jawa Timur, yang seperti saya sebutkan di atas, merupakan pertama di Asia dan mungkin di dunia dalam hal teknologinya, dan buatan Indonesia, baru launching hari pertama sudah kecelakaan, terbakar akibat kesalahan sistem kelistrikan.
Disinyalir, ada unsur sabotase intelijen asing di dalamnya.
Apalagi Singapura, Australia dan Malaysia adalah negara yang paling sering sewot jika Indonesia melakukan gebrakan-gebrakan pengembangan kekuatan militernya.
Mereka yang berambisi untuk “menjajah” Indonesia, namun seringkali mereka menghembuskan phobia, bahwa setiap langkah pengembangan kekuatan militer Indonesia akan mengundang kemungkinan terjadinya invasi Indonesia ke wilayah kedaulatan mereka.
Dan sialnya, memang sejarah mencatat, bahwa Indonesia pernah melakukan invasi militer bahkan berujung pada aneksasi wilayah Timor Leste pada Desember 1975. Sehingga ketakutan mereka beralasan.
Meskipun berkali-kali Pemerintah maupun para petinggi militer Indonesia menegaskan politik Indonesia yang bebas aktif mengutamakan perdamaian dan kebijakan militer “bertahan” bukan invader (pejajah) ala Russia, dan RRC.

0 komentar:

Posting Komentar